Kamis, 20 September 2012

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM KURIKULUM YANG BERLAKU DI INDONESIA

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM KURIKULUM YANG BERLAKU DI INDONESIA Kurikulum Bahasa Inggris 1994 merupakan revisi dan penyempurnaan dari sebelumnya. Sebagai hasil revisi, kurikulum 1994 memiliki perbedaan dan persamaan dengan kurikulum 1984. Salah satu perbedaannya ialah penggunaan pendekatan. Kurikulum 1984 menggunakan pendekatan komunikatif yang disalah artikan sebagai kemampuan berkomunikasi lisan. Sehingga pelajaran bahasa Inggris di sekolah lanjutan lebih ditekankan pada kemampuan berkomunikasi lisan. Kurikulum 1994 mencoba menghilangkan kesalah pahaman tersebut dengan cara mendefinisikan ulang istilah pendekatan komunikatif dan memberi nama baru pendekatan kebermaknaan. 1. Pendekatan Komunikatif Pendekatan Komunikatif bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa sasaran atau bahasa yang dipelajari dalam situasi yang nyata. Dalam proses belajar mengajar, guru berfungsi sebagai fasilitator yang mengelola kegiatan belajar. Siswa berfungsi sebagai komunikator yang harus aktif dalam kegiatan berbahasa dalam kelompok kecil. Dalam kurikulum 1984 disebutkan bahwa tujuan pengajaran bahasa Inggris ialah “meaningful and Communicative function”. Dengan kata lain, siswa diharapkan mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Di sekolah lanjutan, guru tetap lebih menekan pengajaran bentuk bahasa daripada penggunaan bahasa. Ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini, yaitu : a) Format atau bentuk dari silabus lebih menekankan pada struktur bahasa. b) UN memberikan tekanan pada penguasaan struktur bahasa. c) Konsep kemampuan berkomunikasi diartikan sebagai komunikasi lisan. 2. Pendekatan Kebermaknaan Pendekatan Kebermaknaan adalah satu jenis pendekatan komunikatif yang digunakan dalam kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan komunikatif dengan sengaja tidak digunakan untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap tujuan pengajaran Bahasa Inggris. Tujuan umum pelajaran Bahasa Inggris adalah penguasaan kemampuan berkomunikasi dengan tekanan pada kemampuan membaca, bukan penggunaan lisan. Pendekatan Kebermaknaan dapat diartikan sebagai berikut : a) Meaning-based instruction. Yang berarti bahwa bahasa adalah alat untuk mengungkapkan dan memahami “meanings” atau makna. Makna ditetapkan oleh ruang lingkup bahasa dan lingkungan sosial. Pengajaran Bahasa Inggris harus diarahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk dapat mengerti dan mengungkapkan makna, pikiran, perasaan, pendapat, dan sebagainya. Bahasa terdiri dari bentuk dan makna. Para ahli tata bahasa structural membedakan antara makna leksikal dan makna gramatika. Makna gramatika hanya terbatas pada kalimat, frasa dan paragrap. Sedangkan makna Leksikal mengandung ungkapan-ungkapan. Belajar bahasa akan bermakna kalau siswa mempelajari ungkapan-ungkapan pada tingkat wacana bukan pada tingkat kata, frasa, atau kalimat yang terisolasi. b) Meaningful Instruction Yang berarti bahwa pengajaran bahasa harus relevan dengan tujuan pendidikan atau suatu pengajaran harus sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan atau “link ang match’. Pendekatan kebermaknaan mempunyai kesamaan dengan pendekatan Komutatif. Kedua pendekatan ini dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Perbedaan antara kurikulum bahasa Iggris tahun 1984 dan tahun 1994 adalah bahwa dalam kurikulum 1984 keterampilan berbahasa dan komponen berbahasa dibicarakan secara terpisah atau satu sama lain, sedangkan dalam kurikulum 1994 semua komponen bahasa dan keterampilan berbahasa dipelajari secara terpadu berdasar pada suatu tema dan anak tema yang ditentukan. Pendekatan kebermaknaan merupakan suatu versi dari pendekatan komunikasi. Nama baru ini diberikan untuk menghindari kesalahpenafsiran terhadap pengertian ‘Communicative Competence’. Communicative Competence harus diartikan secara luas yang mencakup semua aspek bahasa baik berbahasa lisan maupun tulis. By : Sugeng, Barabai. 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar